Selasa, 07 Februari 2012

AGAR CINTA TIDAK GOMBAL

(Lenny Oktaviana Dewi, S,Pd)

Wah, sudah jelang bulan Februari nih. Biasanya seantero dunia berubah menjadi satu warna saja….yaitu pink, merah jambu, merah agak-agak ungu atau merah sendu. Warna yang lain, mana laku. Kuning merana, hijau apalagi. Paling sedikit biasanya nyempil di sela-sela si merah jambu. Hitam paling tabu bertamu, apalagi abu-abu dan biru. Seolah kehadiran mereka hanya menjadikan rusaknya suasana dan muramnya dunia.

Cinta, kasih sayang dan merah jambu menjadi topik perbincangan paling seru di bulan Februari. Dari pesta-pesta, ajang ngerumpi, sampai yang berbau intelek semacam seminar, talk show atau bedah buku. Seakan semua tak mau ketinggalan membahas tema ini. Sebetulnya apa sih yang menarik dari tema besar itu? Cinta dan Kasih sayang yang tengah menjadi buah bibir terutama di bibir-bibir gadis-gadis belia seluruh dunia?

Kasih sayang atau dalam bahasa Arabnya disebut Al Mahabbah makna asalnya adalah bening dan bersih. Sebab bangsa Arab menyebut istilah bening ini untuk gigi yang putih. Ada pendapat lain, yang diambilkan dari kata al habab, yaitu air yang meluap setelah turun hujan yang lebat. Dari sini dapat diartikan bahwa al mahabbah adalah luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan sang kekasih. Ada pula yang mengartikannya tenang dan teguh, seperti onta yang tenang dan tidak mau bangun lagi setelah menderum. Jadi, seakan-akan orang yang mencintai itu telah mantap hatinya terhadap orang yang dicintai dan tidak terbetik untuk beralih darinya. Tapi ada pula yang justru mengartikan sebaliknya, yaitu gundah yang tidah tetap.

Maka lihatlah, para gadis itu…menjelang bulan sakral ini yang belum punya kekasih, atau sudah ada incaran tapi bingung nunggu reaksi dari incarannya, pasti gelisah tak menentu. Malam terasa panjang, siang begitu membosankan. Sore apalagi, terasa menjemukan. Teh terasa jamu, coklat membikin linu. Menanti kepastian yang tak pasti, ujung yang tak berawal, pangkal yang tak berujung. Gundah yang tidak tetap, itulah cinta.

Yang sudah berpasangan, terbawa gundah pula tampaknya. Memilih baju satu lemari seperti tampak satu toko. Belum sepatu, parfum, tas, pita, bandana, anting dan gelang kaki. Takut tidak serasi, tidak matcing lebih-lebih bila bertemu untuk ngedate esok hari dengan si dia. Gelisah yang menyenangkan, gundah yang menggairahkan. Alangkah indahnya, jika perasaan itu berujung pada kebahagiaan yang abadi. Cinta dan Kasih Sayang yang akan kita bawa sampai mati. Kekasih sejati, yang cintaNya tidak berpatok pada Februari, tapi bergulir terus sepanjang hari sampai ujung akherat nanti. Senantiasa berharap dan memendam rindu yang menggelora akan perjumpaan denganNya. “Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang “ (Al Ankabut: 5)

Seorang ulama berkata, “Tatkala Allah mengetahui kerinduan orang-orang yang ingin bertemu denganNya, maka Dia membuat janji pertemuan untuk menenangkan hati mereka.” Inilah kerinduan sesungguhnya yang menggairahkan. Tidak palsu dan tidak semu. Tidak terbatas ruang dan waktu.

Maka masihkah kita perlu, untuk memuja cinta palsu. Cinta yang hanya membuat kita pilu. Karena tak berbalas selain janji palsu. Kekasih mati, matilah cintanya. Cinta monyet apalagi, cintanya pergi tinggallah monyetnya….”Dan, adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (An Naziat: 40-41) Kita bisa hadirkan surga di dunia ini asal kita mau bercinta kepadaNya. Maka inilah kiat-kiat bercinta karena dan untuk Allah SWT. Agar cinta kita tidak segombal cinta merah jambu.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tida tercela. Barang siapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. “ (Al Mukminun: 1-7)

Inilah motivasi terbesar kita, menjadi orang-orang yang beruntung. Agar selanjutnya perkataan dan perbuatan kita tidak sia-sia.

Pertama sekali, yakinlah sedalam hati Allah pemilik cinta abadi. Cintanya tak pernah berpaling ke lain hati. Hanya Dia yang cintanya kita bawa mati, bersua lagi di negeri abadi. Ingatlah janjinya tak pernah palsu, “Sesungguhnya Allah tak pernah menyalahi janji” Kecemburuannya, apabila kita menduakannya. Mencari tandingan selainnya. Siapakah yang bisa menandinginya. Dia punya segalanya, langit dan bumi serta isinya. Maka penuhilah bilik hatimu dengan Mahabbah kepadaNya. Gelisah dan memendam rindu yang menggebu. Menanti pujaan bertabur kebahagiaan. Buktikanlah dengan cintamu, agar CintaNya menjadi kan pula milikmu:

1. Hujamkan pandangan mata, kerlingkan untuk menatap sujud padaNya. Memandang kagum ke Maha anNya. Maka kita tak akan sudi lagi memandang selainNya.

2. Malu-malulah jika Dia memandangmu. Untuk itu pandanglah hanya ke bawah, ke permukaan tanah. Tempat tersungkur hina jiwa kita. Sungkan dan malu terlingkup rasa Dia terAgung sepanjang masa. “Penglihatan (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.” (An Najm: 17) Ini merupakan gambaran adab. Pandangan tidak boleh beralih-alih, apalagi saat kita khusyukkan sholat. Berdiri tegap, menundukkan kepala dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud.

3. Banyaklah mengingat yang kita cintai, membicarakan dan menyebut namaNya. Siapa yang mencintai sesuatu, tentu dia banyak mengingatnya. Dengan hati, maupun menyebut dengan lidah. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung.” (Al Anfal: 45) Penyebutan yang paling baik adalah yang keluar dari cinta. Sebutlah banyak-banyak Asmanya, panggillah dalam segala rasa, dalam suka ataupun duka. Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

4. Tunduklah pada perintah kekasih kita dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri. Bersegeralah memenuhi panggilanNya, tanpa tunggu dulu.

5. Bersabarlah terhadap ujianNya. Yakinlah bahwa Dia ingin mengetahui sejauh mana kadar cintamu.

6. Cintailah tempat dan rumahNya. Kunjungilah selalu masjidNya. “Dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf” ( Al Hajj: 26)

7. Mencintai apa yang dicintaiNya.

8. Kaget dan gemetar tatkala berhadapan.Mengurai khauf (takut) dan roja’ (harap) kita saat mengadu padaNya. Takutkan Ketidak ridhoannNya dan harapkan Kasih sayang dan pengampunanNya.

9. Berkorban sepenuh keridhoan.

10. Sukalah menyendiri. Berkhalwat, memadu kasih denganNya.

Maka adakah kenikmatan selain kenikmatan bercinta denganNya. Menjaminkan surga dan kebahagiaan hakiki. Tak perlu menunggu waktu untuk mengungkap rindu, memerah jambukan hati apalagi menyebut nista duniawi. Di hadapanNya hanyalah para perindu surga. Yang berebut cinta tanpa gombal apalagi habiskan pulsa. Chemistri milik orang berhati, karena Allah pemilik hati ini.

Malang, jan’12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar